Aplikasi

ABSTRAK

Kasus kecurangan pada laporan keuangan menjadi perhatian dalam bidang akuntansi sampai saat ini, terlebih para pelaku merupakan orang-orang yang berasal dari internal perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan dengan menggunakan teori fraud pentagon. Teori fraud pentagon sebagai variabel independen, diproksikan dengan beberapa pengukuran yaitu financial target, financial stability, external pressure, ineffective monitoring, nature of industry, change in auditor, rasionalisasi total akrual pada total aset, pergantian direksi, dan frequent number of CEO’s picture. Kecurangan pelaporan keuangan sebagai variabel dependen, diproksikan dengan manajemen laba yang diukur dengan discretionary accruals. Sampel penelitian ini adalah 33 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linear berganda menggunakan aplikasi SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa financial target yang diukur dengan Return on Asset (ROA), financial stability yang diukur dengan rasio perubahan total aset, ineffective monitoring yang diukur dengan rasio jumlah dewan komisaris independen, dan rasionalisasi total akrual pada total aset yang diukur dengan rumus total accruals to total assets (TATA) berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Sementara itu, variabel external pressure yang diukur dengan rasio leverage, nature of industry yang diukur dengan rasio perubahan piutang, change in auditor yang diukur dengan pergantian auditor, pergantian direksi yang diukur dengan perubahan susunan direksi, dan frequent number of CEO’s picture tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan.